gambar

gambar
KETUA KELAS

Jumat, 12 Maret 2010

Asuhan Keperawatan Pada Diagnosa Medis Gastritis

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Penyakit

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung, gambaran klinis yang di temukan berupa dyspepsia atau indigesti. Berdasarkan pemeriksaan endaskopi di temukan eritema mukosa, sedangkan hasil fakta memperlihatkan iregularitas mukosa ( kapita selekta ).

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastra yaitu berarti perut / lambung dan it is berarti inflamasi / peradangan, Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemua itu mengakibatkan peradangan pada lambung. ( www.Google.com ).

B. Etiologi

Penyebab penyakit ini antara lain :

  1. Obat – obatan : Aspirin, obat Antiinflamasi nonsteroid (AINS).
  2. Alkohol
  3. Ganguan mikro sirkulasi mukosa lambung, trauma, lika baker, sepsis.

Secara makroskopik terdapat lesi erasi mukosa dengan lokasi berbeda, jika ditemukan pada kapsus dan fundus biasanya bisa disebabkan stress. Jika disebabkan karena obat – obatan AINS terutama ditemukan di daerah antrum, namun dapat juga menyeluruh. Sedang secara mikroskopik, terdapat erosi dengan regenerasi epitel, dan ditemukan reaksi sel inflamasi neurofil yang minimal.

C. Manifestasi Klinis

  1. Manifestasi klinis pada gastritis akut adalah : sindrom dyspepsia berupa nyeri epigostrum, mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul, ditemukan pula pendarahan saluran cerna berupa hemotemesis dan melena, kemudian di susul dengan tanda – tanda anemia pasca pendarahan.
  2. Manifestasi klinis pada gastritis klinis : kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anoreksia, neurea dan pada pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

Pasien dengan gastritis tipe A secara khusus asimtamatik kecuali untuk gejala defisiensi vitamin B12 pada gastritis tipe B pasien mengeluh anoreksia ( napsu makan buruk ) nyeri hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut atau mual muntah.

D. Patofisiologi

Terdapat gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor defensive yang berperan dalam menimbulkan lesi pada mukosa, dinding lambung.

E. Diagnosis

Ada 3 cara dalam menegakan diagnosis yaitu gambaran klinis, gambaran lesi mukosa akut di mukosa lambung berupa erasi atau ulkus dangkal dengan tepi rata dengan endaskopi dan gambaran radiology dengan kontras tunggal sukar untuk melihat lesi permukaan yang superficial.

F. Evaluasi Diagnostik

Gastritis tipe A di hubungkan dengan aklarhidia hipoklarhidia ( kadar asam hipoklorida tidak ada atau rendah ) sedangkan gastritis tipe B di hubungkan dengan hiperkorhidia ( kadar tinggi asam hidroklorida )

G. Komplikasi

Perdarahan saluran cerna bagian atas ( SCBA ) berupa hematemesis dan melena dapat berakhir sebagai syok, hemoragik, khusus untuk pendarahan SCBA. Perlu di bedakan dengan tukak peptik, gambaran klinis diperlihatkan hampir sama, namun pada tukak peptik penyebab utama adalah infeksi helicobacter pylary, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60 – 90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat di tegakkan dengan endoskopi.

Pendarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perferasi dan anemia karena gangguan absarbasi B12.

H. Penatalaksanaan

Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung, dengan porsi kecil dan sering obat – obatan di tunjukan untuk mengatur sekresi asam lambung berupa anragonis reseplar H, inhibitor pompa proton, antikelinergerik dan antosid juga ditunjukan sebagai sitoprotektor, berupa sukrafat dan prostaglandin.

  1. Untuk menetralisasi asam digunakan antasida ( mis. Alumunium hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer atau cuka encer.
  2. Bila korosi luas, ernetik, lavase lebih dari karena bahaya perforasi tapi pendukung mencakup inlubasi analgesic sedative, anasida serta inlravana endoskapi eptik mungkin diperlukan, pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan forasi, gastrojejunastam atau reaksi lambung diperlukan untuk abstruksipilorus.

Gastritis klinis diatasi dengan memodifikasi pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi stress memulai farmakoterapi H pylori dapat diatasi dengan antibiotic ( seperti tetasiklin amoksisilin ) dan gram bismuth ( pepto bismal ) pasien dengan gastritis A mengalami malabsorpsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya antibodi terhadap faktor intrinsik.

I. Pencegahan

Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa cara yang dapat mengurangi resiko terkena gastritis.

à Makan secara benar, hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan, dan berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya, makanlah dengan jumlah yang cukup pada waktunya dan lakukan dengan santai.

à Hindari alcohol, penggunaan alcohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.

à Jangan Merokok

à Lakukan olah raga secara tratur

à Kendalikan stress

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien ( Jyer ctal, 1996 )

1. Adapun pengkajian pada pasien gastritis adalah :

- Biodata klien

Identitas klien dan identitas penanggung jawab

- Riwayat penyakit sekarang

Klien dengan gastritis

- Riwayat penyakit dahulu

Ada identifikasi penyakit gastritis

- Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga terdapat riwayat penyakit gastritis.

- Riwayat kesehatan lainya

Tidak terdapat penyakit yang lain.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik

a. Keadaan avrium baik

b. vital sign

- suhu

- temperature

- nadi

- tekanan darah

c. Pola aktifitas sehari – hari

- pola nutrisi dan metabolisme

- pola istirahat tidur

- pola aktifitas latihan

- pola persepsi terhadap kesehatan

- pola eliminasi

- pola kognitif perseptual

- pola konsep diri

- pola koping

- pola seksual reproduksi

- pola peran hubungan

- pola nilai dan kepercayaan

d. Pemeriksaan laboratorium

- pemeriksaan darah

- pemeriksaan feses

- pemeriksaan pernafasan

B. Diagnosa Keperawatan

  1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebih karena muntah.
  2. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
  3. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak akurat.
  4. Cemas berhubungan dengan stress
  5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.

C. Intervensi

No DX

NOC

NIC

1

Fluid balance (0601)

Setelah dilakukan tindakan Asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapkan cairan tubuh terpenuhi dengan kriteria hasil :

- (060101) tekanan darah dalam waktu yang diharapkan

- (060107) keseimbangan intake dan output dalam 24 jam

- (060110) tidak ada acites

- (060115) tidak ada kehausan

- (060116) hidrosil kulit

- (060120) pengeluaran urine dalam batas normal

Keterangan penilaian NOC

1 = Sangat bermasalah

2 = Cukup bermasalah

3 = Bermasalah sedang

4 = Sedikit bermasalah

5 = Tidak bermasalah

Fluid managemen ( 4120 )

1. Monitor berat badan / hari

2. Pertahankan intake dan output yang akurat

3. Monitor status hidroksi ( membrane mukosa ) yang akurat.

4. Monitor hasil laboratorium berhubungan dengan retensi cairan (peningkatan BUN, penurunan hematokrit, dan peningkatan tingkat asmalatitas urin.

5. Monitor status hemodinamik termasuk CUP, MAP, PAP

6. Monitor vital sign

7. Monitor indikasi kelebihan cairan (endema peningkatan JUP dan ansietas)

2

Pain control ( 1605 )

Setelah dilakukan tindakan Asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri pasien berkurang dengan kriteria hasil :

- (160501) mengenali faktor penyebab

- (160502) mengenali lamanya obat

- (160503) menggunakan metode pencegahan

- (160504) menggunakan pencegahaan nonanalgetik

- (160506) mencari bantuan tenaga medis / kesehatan

- (160511) melaporkan nyeri yang sudah terkontrol

Kriteria penilaian NOC

1 = Tidak dilakuakan sama sekali

2 = Jarang dilakukan

3 = Kadang dilakukan

4 = Sering dilakukan

5 = Selalu dilakukan

Pain managemen (1400)

  1. Kaji secara komperhensif tentang nyeri
  2. Observasi isyarat – isyarat non verbal dari ketidaknyamanan
  3. Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengespresikan nyeri
  4. Kaji latar belakang budaya pasien
  5. Kaji pengalaman klien tentang nyeri
  6. Berikan informasi tentang nyeri
  7. Anjurkan pasien untuk memonitor nyeri sendiri

3

Nutritional status : Nutrien intake (1009)

Setelah dilakukan tindakan Asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapkan kebutuhan nutrien tercukupi dengan kriteria hasil :

- (100901) cairan intake

- (100902) protein intake

- (100903) fat intake

- (100904) carbohiydrat intake

- (100905) vitamin intake

- (100906) mineral intake

- (100907) iron intake

- (100908) calcium intake

Keterangan penilaian NOC

1 = Tidak pernah menunjukan

2 = Jarang menunjukan

3 = Kadang menunjukan

4 = Sering menunjukan

5 = Selalu menunjukan

Nutrition managemen (1100)

  1. Kaji adanya alergi makanan
  2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
  3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
  4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
  5. Berikan Substansi gula
  6. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
  7. Ajarkan pasien bagaimana menbuat catatan makanan harian

4

ANXIETY Control (1402)

Setelah dilakukan tindakan Asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapkan cemas dapat teratasi

Dengan kriteria hasil

- (140201) monitor intensitas cemas

- (140202) tanda berakhirnya cemas

- (140204) informasi untuk mengurangi kecemasan

- (140205) rencana koping untuk mengurangi stress

- (140206)gunakan strategi koping

keterangan penilaian NOC

1 = Tidak pernah memperlihatkan

2 = Jarang memperlihatkan

3 = Kadang memperlihatkan

4 = Memperlihatkan

5 = Selalu memperlihatkan

ANXIETY Reduktion (5820)

  1. Tenangkan klien
  2. Berusaha memahami klien
  3. Berikan informasi tentang diagnosa prognasli dan tindakan
  4. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan
  5. Sediakan aktifitas untuk menurunkan ketegangan
  6. Bantu klien untuk mengidentifikasi situasi yang menciptakan cemas
  7. Tentukan klien untuk mengambil keputusan

5

Knowladge : Disease Proses (1803)

Setelah dilakukan tindakan Asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapkan pasien dapat mengetahui penatalaksanaan dan proses penyakit

Dengan kriteria hasil :

- (180301) family anty with disease name

- (180302) description of disease proses

- (180303) description of cause or contribusing factors

- (180305) description of effects of disease

- (180308) descriptioin of minimese disease progression

Keterangan penilain

1 = Tidak pernah dilakukan

2 = Jarang dilakukan

3 = Kadang dilakukan

4 = Sering dilakukan

5 = Selalu dilakukan

Pain managemen ( 1400)

  1. Mengobservasi kesiapan klien
  2. Menentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya
  3. Menjelaskan proses penyakit
  4. Jelaskan secara rasional tentang pengelolaan terapi
  5. Anjurkan pesien untuk mencegah atau meminimalkan efek samping dari penyakitnya
  6. Kaji pengetahuan klien tentang diet yang di anjurkan
  7. Jelaskan tujuan diet

DAFTAR PUSTAKA

  1. Buku panduan nanda NIC – NOC
  2. Mansjoer Arif 1999 kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid 2 Jakarta : EGC
  3. Kapita selekta kedokteran jilid 2
  4. Keperawatan medical bedah jilid 2
  5. www.google.co.id





By :

Tiara Cancerita

04.07.1651

1 komentar: